RESISTOR
Resistor adalah suatu
komponen listrik / alektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik.
Resistor ada 2 jenis yaitu
: Resistor tetap (fixed) dan resistor tidak tetap / dapat berubah nilainya (
variable )
Resistor
tetap
Merupakan suatu jenis resistor yang memiliki
nilai hambatan tetap / nilai hambatannya tidak dapat berubah.
Simbol resistor tetap
Contoh bentuk resistor tetap
Satuan hambatan listrik dinyatakan dalam
satuan ohm ( Ω ).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
hambatan suatu resistor adalah ohm meter.
Pada aplikasi rangkaian resistor sangat
berperan penting untuk mengatur arus listrik yang mengalir dalam suatu
rangkaian.
Dengan mengacu pada rumus dasar yaitu :
Dimana V adalah tegangan listrik, I adalah
arus listrik dan R adalah hambatan listrik dapat disimpulkan bahwa besar atau
kecilnya arus listrik yang mengalir bergantung pada besar atau kecilnya
hambatan yang ada. Semakin kecil hambatan listrik maka arus listrik yang mengalir akan semakin besar dan sebaliknya
semakin besar hambatan listrik maka arus listrik yang mengalir pada rangkaian
semakin kecil.
Untuk
mengetahui nilai hambatan suatu resistor, yaitu dengan melihat dan menghitung
nilai yang ditunjukkan berdasarkan kode warna cincin yang ada.
Contoh cara membaca kode warna cincin
resistor yang memiliki 4 warna :
1.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
merah-ungu-merah-emas
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 27
x 10² = 2700 Ω 5%, atau 2,7KΩ 5% atau 2K7Ω 5%
2.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
Orange-putih-oranye-emas
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 39
x 10³ = 39000 Ω 5%, atau 39KΩ 5%
3.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
Coklat-Hitam-Coklat-emas
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 10
x 10= 100 Ω 5%,
4.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
Coklat-Hitam-Hitam-emas
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 10
x 1= 100 Ω 5%,
5.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
Coklat-Hijau-emas-emas
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 15
x 0.1= 1.5 Ω 5%,
Untuk cincin ke 4 (
pada resistor dengan 4 warna ) merupakan angka toleransi artinya resistor akan
memiliki nilai toleransi sesuai warna yang dimiliki. Misalnya warna emas
berarti resistor akan memiliki nilai toleransi sebesar 5%. Dalam aplikasinya,
misalnya resistor dengan warna Coklat-Hitam-Coklat-emas jika dilakukan
pengukuran menggunakan Ohm meter akan memiliki nilai antara 90Ω sampai dengan
110Ω. Jika nilai hasil pengukuran menunjukkan angka kurang dari 90Ω atau lebih
dari 110Ω maka resistor tersebut dalam kondisi rusak.
Cara membaca kode warna cincin resistor yang
memiliki 5 warna sebenarnya sama dengan membaca pada resistor dengan 4 warna,
hanya ditambah satu lagi cincin pada amgka sebenarnya sedangkan pada cincin ke
5 merupakan nilai toleransi.
Berikut contoh membaca
cincin pada resistor yang memiliki 5 cincin
:
1.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
merah-hitam-hitam-merah-coklat
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 200
x 10² = 20000 Ω 1%, atau 20KΩ 1%
2.
Warna cincin sebuah resistor berturut-turut
adalah :
Coklat-Hitam-Hitam-Hitam-Coklat
Maka
nilai hambatan resistor adalah : 100
x 1 = 100 Ω 1%
Demikian
juga untuk resistor khusus 6 warna. Pada resistor ini pembacaan nilai hambatan
sama dengan pembacaan pada resistor dengan 5 warna hanya ditambah angka
koefisien suhu pada cincin ke 6.
Selain toleransi, resistor juga
memiliki batas daya maksimum. Daya transistor adalah 0.25W, 0.5W, 1W, 2W, 5 W
dan sebagainya. Pemilihan daya pada resisitor disesuaikan dengan posisi tempat
resistor digunakan.
Selain resistor dengan kode warna untuk menunjukkan nilai hambatannya, beberapa jenis resistor menggunakan angka-angka untuk menunjukkan nilai hambatannya misalnya jenis smd yaitu resistor memiliki daya yang sangat kecil digunakan pada aplikasi rangkaian digital maupun jenis resistor yang memiliki daya besar atau lazim disebut resistor daya (digunakan pada rangkaian elektronika daya maupun rangkaian listrik dengan daya besar).
Selain resistor dengan kode warna untuk menunjukkan nilai hambatannya, beberapa jenis resistor menggunakan angka-angka untuk menunjukkan nilai hambatannya misalnya jenis smd yaitu resistor memiliki daya yang sangat kecil digunakan pada aplikasi rangkaian digital maupun jenis resistor yang memiliki daya besar atau lazim disebut resistor daya (digunakan pada rangkaian elektronika daya maupun rangkaian listrik dengan daya besar).
Resistor SMD pada sebuah rangkaian elektronik
Bentuk fisik resistor SMD
Cara membaca kode angka pada resistor
Contoh resistor dengan daya 5 W, 10W
Contoh resistor dengan daya besar
Untuk menetukan nilai hambatannya adalah sebagai berikut :
a.Untuk kode 3 digit : digit pertama dan kedua adalah angka sesungguhnya (default) sedangkan digit ketiga adalah pengali (multiplier). Contoh resistor dengan kode 223 maka nilai hambatannya adalah 22 x 1000 = 22.000 ohm atau 22K.
b.Untuk kode 4 digit : digit pertama, kedua dan ketiga adalah angka sesungguhnya (default) sedangkan digit keempat adalah pengali (multiplier). Contoh resistor dengan kode 8202 maka nilai hambatannya 820 x 100 = 82.000 ohm atau 82K.
Untuk kode J adalah nilai toleransi 5% dan kode K adalah nilai toleransi 10%
Resistor Variabel
Merupakan
suatu resistor yang dapat berubah nilainya baik berubah karena factor mekanis (
potensiometer, trimpot ), factor cahaya (LDR), perubahan suhu (NTC dan PTC) .
Potensiometer
dan trimpot merupakan resistor yang nilai hambatannya dapat berubah secara
mekanis ( diputar ).
Simbol potensiometer
Simbol trimpot (trimer potensiometer)
Berbagai
bentuk potensiometer Berbagai
bentuk trimpot
LDR
( Ligt Dependent resistor ) merupakan sebuah resistor yang nilai hambatannya
akan berubah karena factor cahaya. Jika cahaya yang mengenai LDR berintensitas
tinggi maka nilai hambatan LDR akan menurun sedangkan jika intensitas cahaya
yang mengenai LDR menurun maka nilai hambatan LDR akan naik atau bertambah
tinggi.
Simbol LDR
Berbagai bentuk LDR
NTC
( Negative Temperatur Coefisien ) merupakan resistor yang akan berubah nilai
hambatannya karena factor suhu. Jika suhu turun maka hambatannya akan naik dan
jika suhu naik maka hambatannya akan turun. Sebaliknya PTC (Positive
temperature Coefisien) merupakan resistor yang akan berubah nilai jika suhu
turun maka hambatannya akan turun dan jika suhu naik maka hambatannya akan ikut
naik. NTC dan PTC disebut juga thermistor (thermal resistor)
Simbol NTC dan PTC
Bentuk thermistor NTC dan PTC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar