PLC (Programmable Logic control) adalah sebuah peralatan pengendali input dan output yang digunakan untuk menggantikan sederetan rangkaian relay yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan / input (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logika 0 atau 1, hidup atau mati). Agar dapat melakukan proses sesuai yang dikehendaki, maka pengguna harus membuat program (yang umumnya dinamakan diagram tangga atau ladder diagram ). Dengan kata lain, PLC
menentukan aksi
apa yang harus dilakukan oleh input dan output sesuai dengan perencanaan.
PLC banyak
digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses
pengepakan,
penanganan bahan, perakitan, otomatis dan sebagainya. Hampir semua aplikasi
yang memerlukan kontrol listrik atau elektronik
membutuhkan
PLC.
Semakin
kompleksnya proses yang harus ditangani,
semakin
penting
penggunaan PLC untuk mempermudah proses-proses tersebut (dan
sekaligus
menggantikan beberapa alat yang diperlukan). Selain itu sistem kontrol
proses
konvensional memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
perlu kerja
keras saat dilakukan pengkabelan
Kesulitan
saat dilakukan penggantian dan/atau perubahan;
Kesulitan
saat dilakukan pelacakan kesalahan;
Saat terjadi
masalah, waktu tunggu tidak menentu dan biasanya lama.
Sedangkan
penggunaan kontroler PLC memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan sistem
kontrol konvesional, antara lain:
Dibandingkan
dengan sistem kontrol proses konvensional, jumlah kabel
yang dibutuhkan
bisa berkurang hingga 80 %
PLC
mengkonsumsi daya lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol
proses
konvensional (berbasis relay);
Fungsi
diagnostik pada sebuah kontroler PLC membolehkan pendeteksian
kesalahan yang
mudah dan cepat;
Perubahan
pada aurutan operasional atau proses atau aplikasi dapat
dilakukan
dengan mudah, hanya dengan melakukan perubahan atau
penggantian
program, baik melalui terminal konsol maupun komputer PC;
Tidak
membutuhkan spare part yang banyak;
Lebih murah
dibandingkan dengan sistem konvensional, khususnya dalam
kasus
penggunaan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi operasional
prosesnya cukup
kompleks;
Ketahanan PLC
jauh lebih baik dibandingkan dengan relay auto-mekanik
PLC 10 I/O buatan OMRON
Programmable Console (untuk memasukkan instruksi tanpa komputer)
Diagram memasukkan instruksi menggunakan komputer
Pertama, Tentukan alur kinerja proses mulai dara tahap permulaan hingga
tahap akhir proses secara detail. Gunakan diagram alir (flow chart), untuk
proses instalasi tenaga listrik pahami diagram lingkaran arus dari system yang
dibangun.
Kedua, Tentukan komponen input dan output yang digunakan secara detail.
Ketiga, buat diagram tangga / LADDER sesuai proses pengendalian input
dan output atau jika untuk praktikum instalasi tenaga listrik dapat menggunakan
diagram lingkaran arus yang sudah dibuat.
Keempat, lakukan pemrograman dengan menggunakan peralatan yang ada. Bisa
menggunakan komputer maupun mengggunakan programmable console yang tersedia.
Kelima, lakukan ujicoba dengan mengamati tingkah
laku input dan output (tindakan simulasi). Jika simulasi sesuai dengan yang
kita harapkan, ujicoba dengan menggunakan input dan output secara lengkap.
PLC
sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk industri, artinya
seperangkat
perangkat lunak dan keras yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi
dalam dunia
industri. Elemen-elemen dasar sebuah PLC antara lain :
4.1. Unit
Pengolah Pusat (CPU - Centarl Processing Unit)
Unit pengolah
pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC. CPU itu
sendiri
biasanya merupakan sebuah mikrokontroler (versi mini mikrokontroler
lengkap).
Memori sistem
(saat ini banyak yang mengimplementasikan penggunaan teknologi
flash)
digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses. Selain berfungsi untuk
menyimpan
"sistem operasi", juga digunakan untuk menyimpan program yang
harus
dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan diagram tangga yang dibuat
oleh pengguna
atau pemrogram. Isi dari memori Flash tersebut dapat berubah
(bahkan dapat
juga dikosongkan atau dihapus) jika memang dikehendaki seperti
itu.
Kontroler PLC
dapat diprogram melalui komputer, tetapi juga bisa diprogram
melalui program
manual, yang biasa disebut dengan konsol (console). Untuk
keperluan ini
dibutuhkan perangkat lunak, yang biasanya juga tergantung pada
produk PLC-nya.
Dengan kata lain, masing-masing produk PLC membutuhkan
perangkat
sendiri-sendiri.
Hampir semua
produk perangkat lunak untuk memprogram PLC memberikan
kebebasan
berbagai macam pilihan seperti: memaksa suatu saklar (masukan atau
keluaran)
bernilai ON atau OFF, melakukan pengawasan program (monitoring)
secara
real-time termasuk pembuatan dokumentasi diagram tangga yang
bersangkutan.
4.4. Catu daya
PLC
Catu daya
listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh
bagian PLC
(termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja pada
catu daya 24
VDC atau 220 VAC.
Masukan PLC berupa sinyal-sinyal ON atau OFF yang dapat berupa saklar
mekanik, sensor-sensor atau tranduser.
4.6. Pengaturan
atau Antarmuka Masukan
Tujuannya
adalah melindungi CPU dari sinyal-sinyal yang tidak
dikehendaki yang
bisa merusak CPU itu sendiri. Modul antar masukan ini berfungsi
untuk
mengkonversi atau mengubah sinyal-sinyal masukan dari luar ke sinyal-sinyal
yang sesuai
dengan tegangan kerja CPU yang bersangkutan (misalnya, masukan
dari sensor
dengan tegangan kerja 24 VDC harus dikonversikan menjaid tegangan
5 VDC agar
sesuai dengan tegangan kerja CPU). Hal ini dengan mudah dilakukan
menggunakan
rangkaian opto-isolator
4.7.
Keluaran-keluaran PLC
Piranti ini
digunakan untuk berhubungan dengan perangkat luar / output lainnya
4.8. Pengaturan
atau Antarmuka Keluaran
Sebagaimana
pada antarmuka masukan, keluaran juga membutuhkan antarmuka
yang sama yang digunakan untuk memberikan
perlindungan CPU dengan
peralatan
eksternal
.4.9. Jalur
Ekstensi atau Tambahan
Setiap PLC
biasanya memiliki jumlah masukan dan keluaran yang terbatas. Jika
diinginkan,
jumlah ini dapat ditambahkan menggunakan sebuah modul keluaran
dan masukan
tambahan (I/O expansion atau I/O extension module).
Untuk lebih memahami pemrograman PLC, baca juga belajar pemrograman PLC menggunakan simulator PLC Sim
Untuk lebih memahami pemrograman PLC, baca juga belajar pemrograman PLC menggunakan simulator PLC Sim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar