Jumat, 26 Oktober 2012

Menggunakan DIODA untuk Menurunkan Tegangan Listrik. SIAPA TAKUT !!!



Saya ingin berbagi sedikit tip untuk menurunkan tegangan listrik menggunakan DIODA berdasarkan pengalaman yang pernah saya lakukan. Berawal ketika ada tugas memantau PRAKERIN siswa TITL disebuah Pabrik Gula yang sering digunakan siswa untuk praktek kerja industri, disana seorang pimpinan menunjukkan sebuah pemanas air (bentuknya seperti rice cooker tapi ukurannya buuueessar) dengan daya 2000 Watt dengan tegangan 110 VAC. Menurut pengakuan beliau pemanas air ini sudah lama tidak digunakan, karena tegangan jala-jala yang ada di pabrik sudah menggunakan tegangan 220 VAC.

Salah satu yang umum dilakukan untuk kasus diatas antara lain :
1.      1.  Mengganti elemen pemanas 2000 Watt 110 VAC dengan elemen pemanas 2000 Watt 220 Volt
2.      2.  Menambahkan trafo jenis Step Down ( sebagai penurun tegangan ) 220VAC menjadi 110VAC.


Dari kedua alternative diatas, memang bisa dilakukan tetapi biaya yang harus dikeluarkan juga mahal. Alaternatif yang saya gunakan adalah dengan menambah / memasang sebuah DIODA silicon dengan arus 25A yang dapasang secara seri pada salah satu kaki tegangan input.

Mengapa menggunakan DIODA ?
Dioda merupakan komponen semiconductor yang memiliki fungsi antara lain sebagai penyearah / rectifier. Atau dengan kata lain mengubah tegangan AC menjadi DC. Perhatikan gambar berikut :
 Dari teori salah satu sifat DIODA diatas, saya coba untuk mengaplikasikan untuk permasalahan diatas. Perlu diketahui bahwa elemen pemanas bersifat RESISTIF, jadi tidak ada pengaruh jika menggunakan arus listrik dengan bentuk setengah gelombang.  

Bagaimana menentukan kemampuan arus DIODA ?
Arus yang digunakan pemanas adalah 2000 Watt / 110Volt. Maka secara kasar arus yang dibutuhkan adalah I = P/V   atau sama dengan  2000 / 110 = 18.18 Ampere. Atau dibulatkan sekitar 20A. Untuk batas aman pasang DIODA dengan kapasitas diatas kebutuhan. Pada aplikasi yang saya lakukan adalah dengan memasang DIODA sebesar 25 Ampere, dengan harga Rp. 6000. Bandingkan jika harus membeli elemen pemanas baru atau membeli trafo STEP DOWN baru.
Salah satu bentuk DIODA 25A



Bagaimana cara pasangnya ?
Cara pasangnya cukup mudah, tinggal dipasang secara seri pada kabel bagian fasa atau pada kabel nol juga boleh. Dioda juga demikian bisa dibolak maupun balik juga gak papa. Pemasangan lebih baik tidak disolder melainkan dibaut saja ( takut lepas karena arus yang mengalir besar). Bisa juga menggunakan terminal kabel.
 Terminal kabel

  
Bagian bawah pemanas air ( perhatikan posisi conector listrik)

Setelah pemasangan ini, pemanas air  langsung diujicoba untuk merebus kacang tanah dalam air tentunya. Hasilnya…. Sekitar 20 menit air mendidih dan kacang masak sempurna,………. SELAMAT MENCOBA.

Kamis, 11 Oktober 2012

SENSOR SUARA


Pada rangkaian  sensor suara, input yang digunakan untuk menggerakkan / mengendalikan output yaitu dengan menggunakan sumber suara. Suara yang digunakan sebagai input atau masukkan dapat bervariasi mulai tepukan tangan, teriakan atau bunyi keras lainnya.


Rangkaian 1
Pada rangkaian 1, suara yang masuk diubah menjadi sinyal listrik melalui komponen microphone condenser (MIC 1). Sinyal dari microphone di bypass melalui kapasitor C1 untuk dikuatkan melalui penguat transistor T1 dan T2 yang merupakan pasangan darlington. Output dari penguatan awal ini diperkuat lagi menggunakan transistor daya BD 140 untuk menggerakkan relay (RE1). Kontak-kontak relay baik NO maupun NC untuk selanjutnya dapat digunakan mengendalikan beban-beban lain misalnya lampu, kipas angin atau beban-beban yang lain. Rangkaian diatas menggunakan desain tanpa menggunakan pengunci artinya output akan merespon sesaat ketika ada sumber suara yang masuk melalui microphone dan stand by kembali ketika input sudah tidak ada.


Rangkaian 2
Sama dengan rangkaian 1, pada rangkaian 2 sumber suara masuk melalui mic dan selanjutnya diubah menjadi sinyal listrik. Sinyal di by pass melalui kapasitor C bias dan selanjutnya diumpankan ke op amp 741. Dengan menggunakan op amp rangkaian menjadi lebih sensitive. Output dari op amp diumpankan menuju transistor driver Q1 melalui R4. Fungsi R4 adalah untuk mengatur kepekaan respon. Dan selanjutnya Q1 menggerakkan relay Ry untuk mengendalikan beban – beban listrik. Rangkaian ini merespon sesaat ketika input menangkap sinyal suara ( tanpa penguncian )


Rangkaian 3
Pada rangkaian 3, desain rangkaian sudah tidak menggunakan relay seperti rangkaian 1 dan 2 tetapi menggunakan TRIAC  type BT136 yang ditrigger melalui diode D1.


Rangkaian 4
Jika pada rangkaian 1,2,3, kita dapat menggerakkan relay atau TRIAC dengan tepukan atau teriakan suara. Baik relay maupun TRIAC akan menyalakan lampu atau beban listrik. Tetapi jika tepukan atau sumber suara sudah tidak ada maka lampu atau beban listrik akan padam atau mati kembali. Maka pada rangkaian 4 relay akan bekerja jika ada tepukan tangan atau suara didepan microphone. Dan akan padam atau berhenti bekerja jika ada tepukan atau suara pada microphone lagi. Jadi untuk menyalakan kita harus menepuk tangan sekali untuk menyalakan lampu dan menepuk tangan sekali lagi untuk memadamkan lampu . Hal ini dikarenakan adanya penguncian yang dilakukan IC 4027 (dual JK flip-flop).

Rabu, 10 Oktober 2012

Gebyar Anugerah TIK Pendidikan

Bertempat di Hotel"UTAMI" juanda, pada tanggal 6 Oktober 2012 berlangsung perhelatan "GEBYAR ANUGERAH TIK PENDIDIKAN  TAHUN 2012". Acara ini merupakan acara puncak kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Propinsi JawaTimur melalui UPT. TEKKOMDIK. Acara yang merupakan wujud apresiasi penghargaan terhadap bidang pendidikan ini berlangsung sangat meriah berlangsung mulai pukul 19.00 dihadiri oleh seluruh pemenang dalam berbagai kategori. 
Puji syukur kepada Allah SWT, dimana pada kesempatan ini memberi kepercayaan pada saya untuk  meraih    JUARA II pada ketegori PEMBUATAN WEB/BLOG. Terima kasih kepada semua rekan-rekan yang sangat membantu dalam persiapan lomba kali ini  baik berupa kritik maupun saran baik secara langsung maupun melalui media maya. 
Lomba sejenis merupakan kali kedua saya ikuti, dimana pada tahun 2011 berada pada  peringkat ke 23 dari 60 peserta se Jawa Timur.
Sekali lagi dukungan moril yang luar biasa merupakan salah satu modal yang sangat berharga bagi saya untuk selalu berusaha memberi yang terbaik demi kemajuan kita semua, terutama bagi Negeri kita tercinta.SEMOGA...........

Pembacaan 5 Nominator dan Pemenang 1,2,3




 Pembacaan pemenang untuk kategori yang lain



Dokumentasi yang lain :

Suasana Pembukaan Gebyar 
Atraksi hiburan oleh siswa
Atraksi hiburan oleh siswa
Suasana Kegiatan



SENSOR SUHU


Pada rangkaian  sensor suhu, menggunakan perubahan suhu atau temperatur sebagai input untuk menggerakkan output. Suhu atau temperatur yang digunakan bervariasi mulai suhu dingin, hangat, panas dan sebagainya tergantung dari pengaturan (setting) untuk apa rangkaian akan digunakan.


Rangkaian 1
Pada rangkaian ini, input perubahan suhu mengunakan komponen thermistor (Th1) sebagai komponennya. Thermistor bekerja bersama timpot (trimer potensiometer-P1) yang berfungsi sebagai pengatur kepekaan (sensitifitas) rangkaian. Otak rangkaian berada pada Op-Amp 741 (operasional amplifier). Output dari op amp digunakan untuk mengemudikan / mengendalikan transistor Q1, yang selanjutnya memperkuat arus untuk mengendalikan relay Re1. Pada rangkaian ini suhu digunakan untuk mengendalikan beban berupa kipas angin / FAN.


Rangkaian 2
Sama dengan rangkaian 1, rangkaian 2 menggunakan Thermistor untuk mengendalikan kipas angin / Fan. Pada aplikasinya dengan sedikit modifikasi pada beban, fan 12 Volt dapat diganti dengan beban kipas angin 220 Volt. Pada rangkaian 2 Op-amp 741 diganti dengan IC LM 311 yang berfungsi sebagai Comparator / pembanding.


Rangkaian 3
Berbeda dengan kedua rangkaian diatas, pada rangkaian ini sensor suhu menggunakan komponen IC LM35 sebagai input. Dengan menggunakan IC Analog to Digital Converter ADC0804, perubahan suhu dapat ditampilkan menggunakan penampil LED.


Rangkaian 4
Rangkaian 4 sama dengan rangkaian 1 dan 2, hanya ada sedikit perbedaan yaitu penggunaan komparator menggunakan jenis IC LM 339. Untuk mengatur kepekaan rangkaian dapat mengatur perubahan hambatan pada trimpot 50K. Output dari relay dapat digunakan untuk aplikasi lain misalnya kipas angina tau rangkaian yang memerlukan sensor suhu.


Rangkaian 5
Pada rangkaian 5, masih menggunakan thermistor jenis NTC sebagai komponen pendindera suhu. Untuk otak rangkaian menggunakan IC 741 atau 301 sebagai Comparator. Output rangkaian digunakan untuk menggerakkan relay. Dari relay ini dapat dikembangkan lagi untuk mengendalikan beban-beban listrik yang memerlukan sensor suhu sebagai inputnya.


Rangkaian 6
Berbeda dengan rangkaian diatas sebelumnya, pada rangkaian 6 menggunakan sensor suhu jenis PTC dan NTC secara bersamaan. Pembagi tegangan dari kedua komponen ini di bypass melalui Diac (T2). Diac akan mengemudikan TRIAC (T1) yang akan mengendalikan Fan Motor. Pada rangkaian ini dapat menggunakan tegangan 220VAC demikian juga dengan fan dapat menggunakan fan dengan tegangan 220VAC.




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...